Minggu, 24 Februari 2019

3 Daerah di Indonesia yang "Dilabeli" Terkena Azab Bencana Karena Maksiat Merajalela

Catatan ini bukan tentang sebuah penghakiman, tetapi refleksi berdasarkan data dan referensi yang ada. Azab adalah kewenangan Allah, bukan kapasitas manusia dalam menentukannya hanya karena kejadian-kejadian. Maka setiap manusia dilarang menghakimi bencana alam dengan sebutan azab dari Allah SWT. Manusia cukup berbenah dan introspeksi diri


VIRALSBOOK.COM - "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah". Kutipan ayat Ini tertulis dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 22-23.

Dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 14 yang ditulis M. Quraish Shihab menjelaskan kata 'mushibah' dalam ayat di atas sebenarnya segala sesuatu yang terjadi, mencakup seluruh kejadian positif maupun negatif, seperti anugerah dan bencana. Hanya saja, kata musibah biasa dimaknai sebagai bencana.

Tapi percayakah Anda sobat viralsbook, konon katanya ada beberapa daerah di Indonesia yang “dilabeli” dengan maksiatnya yang merajalela, hingga akhirnya terhukum dengan adanya bencana. Sebuah kebetulan atau memang benar-benar dihukum tuhan? Tak ada manusia yang tau dan mungkin cerita itu hanya mengait-ngaitkannya saja. Boleh percaya atau tidak, berikut 3 daerah di Indonesia yang dilabeli terkena Azab Bencana dari Tuhan karena maksiat merajalela, yang viralsbook rangkum dari berbagai sumber.

Kisah tentang Hilangnya Dukuh Legetang Tahun 1955
Istidraj merupakan satu bentuk teguran dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang atau satu kaum yang sering melakukan maksiat, makin tenggelam dalam kesesatan dan jarang beribadah dengan cara diberikan rezeki yang melimpah ruah. Hal inilah yang terjadi pada sebuah wilayah di daerah Jawa Tengah. Sebuah dukuh makmur yang lokasinya tidak jauh dari dataran tinggi Dieng, sekitar 2 kilometer di sebelah utara Banjarnegara, yakni Dukuh Legetang.

Penduduknya bermata pencarian sebagai petani yang cukup makmur dan sukses. Mereka bertani sayuran, seperti kobis, kentang, wortel, dan sebagainya dengan hasil panen yang melimpah ruah. Kualitas buah dan sayur yang dihasilkan juga lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain disekitarnya. Namun segala kenikmatan ini tak menjadi masyarakat Dukuh Legetang bersyukur, mereka malah banyak melakukan kemaksiatan secara masif.

Sobat viralsbook, kemaksiatan di Dukuh Legetang sudah sangat meresahkan, perjudian merajalela, begitu pula minum-minuman keras. Hampir setiap malam ada pentas Lengger - sebuah kesenian tradisional yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung kepada perzinahan, baik antara laki-laki dengan perempuan maupun sesama jenis atau LGBT. Bahkan konon katanya, ada juga anak yang malah melakukan kemaksiatan bersama ibunya sendiri, anak Perempuan dan bapaknya serta kemaksiatan lain yang sudah sedemikian parah di dukuh ini.


Suatu malam di tanggal 17 April 1955, hujan yang amat lebat mengguyur Dukuh Legetang, tapi masyarakatnya masih terus asyik dalam kemaksiatan. Setelah hujan reda di tengah malam, terdengar suara keras seperti bom besar atau material yang teramat berat jatuh di Dukuh Legetang. Jalanan yang sangat licin dan suasana teramat gelap, membuat masyarakat sekitar dukuh legetang tidak ada satu pun yang berani keluar rumah. Penuturan salah seorang saksi tragedi Legetang, Suhuri, warga Pekasiran RT 03/04 bahwa musibah Legetang terjadi malam hari sekitar pukul 23.00 saat musim hujan.

Kabar tentang gunung Pengamun-amun longsor beredar sekitar jam 03:00 dini hari. Masyarakat sangat kaget ketika melihat puncak Gunung Pengamun-amun sudah rompal dan terbelah. Seketika gegerlah kawasan Dieng yang melihat Dukuh Legetang sudah tertimbun tanah dari irisan puncak gunung Pengamun-amun. Daerah yang tadinya berupa lembah, kini menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit, dengan mengubur seluruh isi Dukuh Legetang. Tak ada sedikit pun bagian rumah yang kelihatan, dan tak ada tanda-tanda kehidupan penghuni Dukuh Legetang.

Sobat viralsbook, lenyapnya desa Legetang dan penghuninya hingga kini masih menyimpan misteri. Kejadian tragis ini menurut beberapa saksi hampir tak masuk akal. Secara logika, jika Gunung Pengamun-amun longsor, maka tanah longsoran akan menimpa lokasi di sekitaran kaki gunung. Akan tetapi kejadian ini jelas bukan sekedar longsornya gunung, sebab antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat lembah berupa sungai dan jurang, yang jaraknya masih beberapa ratus meter dan sama sekali tidak terkena longsoran. Potongan gunung yang menimpa Dukuh Legetang seolah terangkat melayang dan jatuh menimpa dukuh Legetang.

Beberapa media surat kabar / koran yang memberitakan pada saat kejadian, seperti Koran Kedaulatan Rakyat menginformasikan bahwa penyebab peristiwa longsor tak lain adalah karena antara Gunung Pengamun-amun dan kaki gunung Dukuh Legetang hanya ditanami oleh semak belukar dan tidak ada pohon-pohon yang ditanami sehingga menyebabkan tanah mudah longsor.

Kini, Dukuh Legetang tinggal nama, hanya dapat dikenang dari sebuah tugu beton setinggi 10 meter yang sampai dengan hari ini masih bisa dilihat oleh siapa pun. Tugu yang berdiri tegak di tengah ladang kentang itu sebagai penanda pernah terjadi bencana yang luar biasa. Ditugu tersebut ditulis dengan plat logam “Tugu peringatan atas tewasnja 332 orang penduduk dukuh legetang, serta 19 orang tamu dari lain-lain desa sebagai akibat longsornja gunung pengamun-amun pada tg. 16/17-4-1955

Sungguh kisah tenggelamnya Dukuh Legetang ini menjadi peringatan bagi kita bahwa azab Allah SWT yang pernah terjadi di masa lampau dan zaman para nabi, pun bisa menimpa kita atau satu kaum sesuai takdir yang dikehendaki-Nya. Siapa yang mampu mengangkat separuh gunung itu kalau bukan Allah Yang Maha Kuasa? Sebagaimana kutipan ayat Al-Qur’an, Surat Al Mulk 67: 16, “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?

Sobat viralsbook, Saat ini gundukan tanah bekas longsoran yang menimbun Dukuh Legetang, sedikit demi sedikit digarap warga untuk budidaya tembakau dan sayur juga kentang.

Kisah tentang Pesisir Aceh Disapu Gelombang Tsunami Tahun 2004
Di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, terdapat sebuah daerah yang menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau, namanya Daerah Aceh. Ya, Aceh sering disebut-sebut sebagai tempat persinggahan para pedagang, mulai dari bangsa Cina, Eropa, India, hingga bangsa Arab, sehingga menjadikan daerah Aceh pertama masuknya berbagai macam kebudayaan dan agama di Nusantara.

Menurut catatan sejarah, pada abad ke-7 para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Budha, namun peran Aceh menonjol sejak masuk dan berkembangnya agama islam di daerah ini, yang diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari bangsa Arab pada abad ke-9. Sobat viralsbook, dengan demikian Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat lahirnya kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Menjalankan kehidupan yang islami secara kaffah sebagai sistem hidup universal adalah cerminan masyarakat Aceh. Tak heran jika kehidupan bermasyarakat dan kultur budaya masyarakat Aceh selalu mencerminkan nilai-nilai islam. Namun, ada sebuah stigma yang melekat dan sebagian besar orang di negeri Indonesia ini mengakuinya, kalau orang Aceh itu keras kepala. Penduduk Aceh akan bangga ketika di katakan “Aceh Pungo (tidak waras)” - istilah yang disematkan oleh kolonial belanda, akan tetapi orang aceh akan marah besar bila dikatakan mereka orang gila.

Lalu, apa hubungannya dengan peristiwa naas yang menimpa Aceh pada Desember 2004? Dimana Gelombang air raksasa yang dipicu oleh adanya gempa bumi tektonik di bawah laut dengan jarak sekitar 100 kilometer dari barat pantai Sumatera, yang menewaskan 230.000 jiwa?

Sobat viralsbook, berdasarkan ayat Al-Qur’an yang dituliskan pada awal artikel, bahwa tidak ada 1 kejadian pun di dunia ini yang tak luput dari ketetapan Allah SWT. Melansir video ceramah “Ada apa dengan tsunami Aceh oleh Ustadz Kholid Baslamah, MA” di channel youtube, kalau tsunami yang terjadi di Aceh adalah karena dosa-dosa dan kesalahan orang Aceh sendiri.

Secara ilmu pengetahuan, kita mempercayai bahwa penyebab Tsunami Aceh adalah terdapatnya dua lempeng continental yang saling bertumbukan hingga akhirnya menyebabkan tekanan yang hebat dan menyebabkan gempa dengan kekuatan hingga 9.3 skala richter. Geseran Lempengan bumi ini kemudian naik hingga 15 meter secara vertikal. Hal ini mengakibatkan volume air laut yang turut bergerak naik hingga 10 meter, dan terdorong membentuk gelombang besar yang bergerak dengan kecepatan tinggi menuju arah pantai, yang dinamakan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh.

Lokasi pusat gempa diperkirakan berasal dari 160 km sebelah utara Pulau Simeulue pada kedalaman 30 km, menyebabkan gelombang tsunami setinggi 15 sampai 30 meter di 14 garis pantai di 14 negara yang berbeda, yakni di India, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Myanmar, Singapura, dan Maladewa, dengan Banda Aceh sebagai daerah yang mengalami kerusakan terparah. Maka tak heran jika Gempa dan tsunami aceh diklaim menjadi gempa terbesar ketiga yang pernah melanda suatu wilayah dalam sejarah dan gempa terbesar yang terjadi di tahun 2000-an.

Sebagai umat yang beragama, kita pun mempercayai bahwa tsunami Aceh adalah hukuman bagi para pendosa. Daerah yang mayoritas islam ini dikutuk oleh Allah karena maksiatnya sendiri dan dosa yang merata sebagaimana dikutip dalam ceramah Ustadz Kholid Baslamah, MA. Teori syar’i menyatakan bahwa meratanya sebuah dosa besar yang dibiarkan dan dianggap biasa akan mendatangkan musibah.

Menurut Ustadz Kholid Baslamah, MA, dalam keseharian orang aceh sering menjadikan Ganja sebagai bumbu masakan, barang yang haram dalam hukum islam yang jadi lumrah dan dianggap bukan sebagai perbuatan dosa lagi. Fungsinya hanya untuk melunakkan daging dan penyedap rasa dalam makanan, padahal bahan bakunya adalah sesuatu yang diharamkan dalam hukum islam.

Penyebab lainnya dalam kacamata syar’i menurut Ustadz Kholid Baslamah, MA dalam ceramahnya, ada dosa yang dianggap biasa dan lumrah di wilayah aceh, yakni tarian striptis di pinggir pantai dan itu dilakukan dalam ruang terbuka saat perayaan tahun baru masehi. Goyang stripstis terjadi di Lhoknga, dan dikoordinir oleh aparat setempat yang menjadi panitia penyelenggara. Bahkan yang terjadi di Syiah Kuala, pasukan/tentara yang akan di tarik kembali ke daerah masing-masing akan membuat "pesta" perpisahan, dengan menyuguhkan musik, minuman keras dan tarian striptis.

Baca Juga

Bertobatlah! Ini 7 Dosa Besar Penyebab Datangnya Azab dan Bencana di Suatu Negeri

    Sahabat viralsbook, pernahkah memikirkan apa penyebab Allah menimpakan bencana pada suatu kaum atau negeri? Adakah kita meyakini bahwa bencana hadir dikarenakan ulah tangan kita sendiri, yakni disebab...
Selengkapnya
Sobat viralsbook, dosa besar lainnya orang aceh yakni telah berani syirik kepada Allah. Kebiasaan orang aceh melarung sesajen dalam bentuk makanan, buah-buahan ke lautan 6 hari setelah Hari Raya Idul Fitri dengan maksud meminta penjagaan dari dewa laut dengan harapan agar rezeki lancar dan ikan-ikan mudah ditangkap. Ditambah rekam jejak pembantaian sesama manusia bahkan muslim yang dilakukan sekelompok orang aceh yang pernah terjadi sebelum tsunami sangat membekas di hati para korban dan keluarga korban.

Umat yang percaya dengan ketauhidan, sangat menyakini bahwa yang menggerakkan tsunami aceh adalah sebuah ketetapan Allah atas dosa-dosa masyarakat aceh yang dilakukan secara masif dan berkelanjutan. Musibah yang terjadi di Nanggroe Aceh diturunkan karena Allah SWT sangat sayang pada negeri ini sehingga diberikan teguran. Sudah banyak penyimpangan syariat, agar Aceh kembali ke ajaran Islam dan bertaubat.

Ada hikmah besar dan luar biasa yang terjadi pasca tsunami aceh. Di saat tsunami menerjang Aceh, wilayah ujung Sumatera itu masih berstatus Daerah Operasi Militer atau DOM. Tidaklah mungkin operasi tanggap darurat bisa dilaksanakan secara berhasil jika konflik TNI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) masih terus terjadi. Presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar GAM ikut membantu saudara-saudaranya yang tengah mengalami musibah. Ia pun menyerukan untuk dapat mengakhiri konflik secara damai.

Dengan kata lain, Tsunami Aceh telah menyatukan kelompok-kelompok yang berseberangan untuk membantu proses operasi tanggap darurat pasca tsunami, baik dari pihak GAM maupun pemerintah pusat. Secara lahiriyah dan fitrah sebagai manusia sudah seharusnya untuk saling membantu sesama manusia.

Kisah tentang Hilangnya Petobo Ditelan Lumpur Tahun 2018
Tepat pukul 17.02 WITA di tanggal 28 September 2018, terjadi gempa bumi dahsyat yang diikuti oleh likuifaksi dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah, yang saat ini lebih populer disebut Gempa Palu. Walaupun secara teori, Gempa Palu disebabkan akibat adanya pergeseran patahan Palu Koro. Tapi tak sedikit yang meyakini bahwa gempa di Palu dan sekitarnya tidak terlepas dari "hukuman Tuhan" akibat ulah manusia.

Menurut catatan BMKG, gempa palu berkekuatan 7,7 skala Richter dan berpusat di 0,18 Lintang Selatan dan 119,85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala. Selain Kabupaten Donggala, gempa tersebut juga berdampak fatal ke daerah terdekat, di antaranya Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong dan Kota Palu, bahkan goncangannya terasa hingga ke Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara.

Salah satu kampung di Kota Palu terkubur longsoran tanah setelah gempa bumi. Sebagian besar bangunan baik permanen maupun semi peramanen di daerah ini tertimbun tanah. Jalan aspal yang membentang menuju pusat kampung itu terbelah. Banyak korban yang tertimbun di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. Wilayah ini adalah Petobo.

Sobat viralsbook, ada apa dengan Petobo? Mengapa bencana Gempa Palu hanya meluluhlantakkan dan menenggelamkan Petobo? Konon katanya, wilayah permukiman di Petobo tak jauh berbeda dengan Las Vegas atau episentrum di kawasan Makau. Ya, maksiat merajalela terjadi di wilayah Petobo, mulai dari perjudian, prostitusi, bahkan peredaran narkoba ada di tempat itu. Tak tanggung-tanggung, perputaran uang di sana diprediksi mencapai 1 miliar per hari.

Semua jenis judi dimainkan. Bandar-bandar judi mulai dari kelas teri hingga kelas kakap ada di wilayah ini. Judi pacuan kuda, sabung ayam, main dadu, bahkan yang lebih nyeleneh lagi, sampai ibu hamil pun dijadikan ajang judi untuk taruhan menebak anak yang dikandungnya laki-laki atau perempuan, jumlah taruhannya pun luar biasa. Soal permainan sabung ayam sudah berlangsung sangat lama dan turun-temurun di Petobo.

Secara geografis, Petobo hanya wilayah biasa yang dihuni kurang lebih sekitar 3.000 jiwa. Ada tempat ibadah dan aktivitas masyarakatnya pun terlihat biasa-biasa saja. Namun jika berjalan sedikit ke arah gunung, ada sebuah lahan lapang yang dijadikan arena perjudian. Warga setempat, mulai dari Ibu-ibu sampai anak kecil terkadang bergabung sekedar mengais rezeki dengan berjualan di sana.


Selain judi sobat viralsbook, dosa yang dilakukan secara masif di wilayah ini adalah prostitusi. Wanita–wanita pemuas birahi silih berganti keluar masuk ke arena yang dijadikan perjudian. Ibarat sebuah penjamuan bagi tamu yang datang, wanita penghibur ini sudah menjadi pelengkap yang terkoordinir. Maksiat lainnya yakni soal miras dan narkoba. Sangat mudah ditemukan penyalur barang haram jenis narkoba seperti sabu-sabu yang masuk ke dalam arena di atas bukit di wilayah Petobo.

Tidak cukup hanya itu, Petobo pun terkenal dengan perbuatan syirik yang sering dilakukan dan menjadi tradiri warga asli suku Kaili, yakni Ritual Balia. Balia merupakan tradisi setempat yang diyakini dapat menyembuhkan orang sakit lewat ritual perantara seorang dukun yang dipercaya dapat menjadi media penyembuh penyakit, dengan cara penyembelihan hewan dan mengundang roh-roh di luar akal sehat manusia. Ritual ini dilakukan dengan cara pasien atau yang menderita sakit dikurung di dalam sarung. Kemudian dikelilingi oleh tetua adat dan tetamu yang hadir dengan menari kayak orang kesurupan, diiringi oleh tabuhan gendang dan mantra-mantra yang terus meracau.

Sesajian pada ritual balia, seperti mahar dua ekor kambing, belasan ekor ayam, telur, nasi, sajian kue, ketupat, rokok, dan sangu untuk sang dukun. Sesajian berupa panganan akan dilarung ke laut. Pelepasan sesaji itu diantar oleh warga setempat beramai-ramai menggunakan mobil bak. Ritual Balia biasanya dilakukan secara tertutup. Balia menjadi begitu masif dan menjadi masalah saat pemerintah di Palu menjadikan Ritual Balia sebagai komoditas wisata melalui Festival Palu Nomoni, dilombakan dan jadi tontonan umum. Padahal ritual balia sebelumnya sudah dihilangkan oleh ulama terkemuka di Palu, Sis Al Jufri.

Sobat viralsbook, Gempa Palu menyisakan pilu yang mendalam bagi warga Palu, khususnya Petobo karena wilayah ini hancur akibat tanah bergelombang serta retak mengeluarkan lumpur. Penyebab gempa Palu secara sainstifik ada faktor Palu Koro, tapi secara subnatural ada kelaziman lain menurut pandangan masyarakat yang menganggap bencana gempa palu itu datang karena perbuatan maksiat dan syirik kepada Allah SWT. Wallahu a'lam Bish Shawabi (www.viralsbook.com)


Referensi artikel : tafsirq.com / acehprov.go.id / hikayatbunda.com / tiro.id / youtube.com/watch?v=n21zLSmuFR0 / kompas.com / liputan6.com / riaugreen.com / kaskus.co.id / nasional.tempo.co / id.quora.com / kbknews.id / bbc.com / republika.co.id /
Baca Juga