Tampilkan postingan dengan label Kisah Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Religi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Oktober 2018

Bertobatlah! Ini 7 Dosa Besar Penyebab Datangnya Azab dan Bencana di Suatu Negeri

Bertobatlah! Ini 7 Dosa Besar Penyebab Datangnya Azab dan Bencana di Suatu Negeri

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu,” (QS. As Syura: 30)


VIRALSBOOK.COM – Sahabat viralsbook, pernahkah memikirkan apa penyebab Allah menimpakan bencana pada suatu kaum atau negeri? Adakah kita meyakini bahwa bencana hadir dikarenakan ulah tangan kita sendiri, yakni disebabkan banyaknya dosa yang kita lakukan? Ataukah kita mengikuti prasangka buruk bahwa Allah menzalimi hamba-Nya dengan bencana kekeringan, kelaparan, gempa bumi dan Tsunami atau banjir dan longsor yang ditimpakan pada suatu kaum?


Masih banyak orang yang belum menyadari bahwa ada korelasi antara perbuatan dosa dengan datangnya bencana. Padahal Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan hal ini, di dalam banyak ayat dan hadits, berikut beberapa di antaranya :

1. Dosa karena mengingkari nikmat Allah

Sungguh dahsyat dosa mengingkari nikmat yang diberikan Allah, padahal segala hal yang ada dalam hidup kita merupakan karuniaNya, tapi kita justru menyatakan nikmat tersebut sebagai hasil dari kecerdasan kita sendiri, atau hasil dari usaha keras yang kita lakukan. Maka tak heran jika Allah menimpakan bencana pada orang-orang yang kufur nikmat seperti ini.
“Mereka mengetahui nikmat-nikmat Alloh, (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir” (QS. An Nahl: 83)
Dosa akibat kufur ini bisa mengakibatkan Allah menurunkan kelaparan dan ketakutan pada sebuah negeri:
“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat,” (QS. An-Nahl: 112)


2. Dosa berbuat zalim

Allah telah berjanji takkan pernah membinasakan sebuah kota melainkan disebabkan penduduk kota tersebut dalam keadaan melakukan perbuatan zalim yang sifatnya masif.
“Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman,” (QS. Al Qhashash: 59)
Demikian pula sebuah negeri yang penduduknya banyak berbuat zalim, maka Allah akan menimpakan azab yang pedih dan keras, entah berupa bencana alam ataupun bentuk azab lainnya.
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras,” (QS Huud:102)

3. Dosa orang-orang yang hidup mewah namun melakukan kedurhakaan

Berhati-hatilah jika kita termasuk ke dalam golongan yang Allah berikan kesempatan untuk merasakan hidup mewah di sebuah negeri, karena jika kita melakukan kedurhakaan pada Allah, maka hal tersebut dapat menjadi alasan bagi Allah untuk menghancurkan negeri tersebut sehancur-hancurnya.
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (QS. Al Isra’ : 16)
Hal ini dikarenakan Allah menjanjikan untuk melimpahkan rezeki dari langit dan bumi untuk penduduk negeri yang beriman dan bertaqwa padaNya. Namun Allah juga telah memperingatkan akan membalas dengan siksa atas perbuatan buruk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,” (QS. Al-A’raaf : 96)


4. Dosa melakukan perbuatan zina dan memakan riba secara terang-terangan

Saat ini perbuatan zina sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan, di mana perempuan-perempuan menjajakan dirinya di sosial media, auratnya disingkap untuk menarik perhatian laki-laki.

Juga makin maraknya foto dan video porno yang direkam sendiri oleh para pelaku zina, dengan tujuan disebarluaskan ke khalayak ramai. Naudzubillah. Padahal zina secara terang-terangan merupakan perbuatan keji dan penyebab datangnya bencana untuk suatu kaum.
“Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya –dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya- (niscaya akan turun kepada kalian bencana): (1)Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,” (HR. Ibnu Majah)
Demikian juga dengan suburnya riba, seolah-olah kaum di negeri tersebut telah rela diazab jika mereka berzina dan memakan riba secara terang-terangan.
“Apabila perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah rela terhadap datangnya adzab Allah untuk diri mereka,” (HR. Hakim)


5. Dosa berbuat curang dengan mengurangi takaran dan timbangan

Banyak pedagang yang berbuat curang atas barang dagangannya. Mereka mengurangi takaran atau timbangan sehingga bisa mengambil untung lebih dari perbuatan tersebut.

Tanpa disadari, mencurangi timbangan dapat mendatangkan bencana berupa kekeringan dan gagal panen, serta susahnya penghidupan di suatu negeri.
“Tidaklah (suatu kaum) mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka,” (HR. Ibnu Majah)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam,” (QS. al-MuthaffifĂ®n:1-6)

Baca Juga

Fakta Tentang Buah Khuldi, Buah Terlarang Penyebab Nabi Adam Diturunkan ke Bumi

    Kisah tentang buah Khuldi akan menyadarkan kita kalau mengabaikan perintah-Nya sama dengan rugi. Tapi tahukah anda seperti apa buah yang di maksud, seperti apa baunya, warnanya...
Selengkapnya
6. Dosa karena tidak membayarkan zakat dan mengumpulkan harta haram

Orang-orang yang menahan hartanya dari berzakat, maka hujan akan tertahan pula dari mereka, sehingga negeri mereka akan mengalami kekeringan.
“Tidaklah (suatu kaum) menahan zakat (tidak membayarnya) kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka (hujan tidak turun), dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan,” (HR. Ibnu Majah)
Selanjutnya, bencana banjir dan longsor akan datang pada orang-orang yang sibuk mengumpulkan harta haram yang diperoleh dengan cara yang tidak benar.
“Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor),” (HR. Al-Baihaqi)


7. Dosa karena membiarkan kemaksiatan terjadi padahal mampu mencegahnya


Bencana juga akan hadir di negeri yang penduduknya tidak melakukan kewajiban nahi mungkar, serta membiarkan perbuatan keji dilakukan tanpa mencoba mencegahnya sama sekali meskipun mereka memiliki kemampuan untuk mencegahnya.
“Tidaklah suatu kaum yang di tengah-tengah mereka dilakukan kemaksiatan, sedang mereka mampu mencegahnya, tetapi tidak mau mencegahnya, melainkan Allah akan menimpakan adzab secara merata kepada mereka,” (HR. Abu Dawud)
Mengapa hal ini terjadi? Mengapa kita sebagai muslim tidak diperbolehkan membiarkan saudara kita yang lain berbuat kemungkaran?
“Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, “Seandainya kita melubangi bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.” Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya, niscaya mereka semua akan binasa; jika mereka mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelamatkan semuanya,” (HR al-Bukhari).

sumber: tabungwakaf.com

Kamis, 27 September 2018

3 Kisah Religi Kebesaran Anugerah Ilahi, Nikmat Tuhan Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?

3 Kisah Religi Kebesaran Anugerah Ilahi, Nikmat Tuhan Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?

Jika kita menjaga diri dari perbuatan dosa dan meninggalkan semua yang diharamkan oleh Allah SWT, Allah akan memberikan ganjaran berupa anugerah yang tak terduga. Sungguh, Anugerah Allah tak sanggup untuk dihitung.

VIRALSBOOK.COM – Anugerah Allah SWT kadang datangnya tak terduga. Sebagai hamba-Nya, kita hanya berkewajiban mensyukuri dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Berikut 3 Kisah Nyata Religi tentang kebesaran Anugerah Ilahi yang diperoleh melalui cara meninggalkan apa yang dilarang-Nya dan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya.

Memberi satu dirham, Allah lalu menganugerahinya seratus duapuluh dirham

Fudhail bin ‘Iyadh menuturkan bahwa seseorang bercerita padanya: “Seorang pria keluar dengan membawa hasil tenunan, yang dijualnya seharga satu dirham. Dengan uang sejumlah itu ia berharap bisa membeli tepung, tapi di tengah jalan dia melintasi dua orang yang saling menjambak kepalanya, seraya bertanya: “Ada apa ini?” Seseorang mengabarkan: “Mereka sedang memperebutkan satu dirham.” Lantas pria itu pun spontan memberikan dirham hasil penjualan tenunan itu pada keduanya, sementara ia tak punya apa pun selain dirham yang diberikan itu.

Ketika datang menjumpai istrinya, dia ceritakan tentang apa yang sudah terjadi. Kemudian sang istri menghimpun perabot rumahnya, dan lelaki itu kembali berangkat melego perkakas rumahnya itu. Namun jualannya tidak laku, dan ia hanya berjumpa dengan si pembawa ikan yang telah membusuk.


Kepada si penjual ikan, lelaki itu berucap: “Engkau memikul dagangan yang tidak laku, saya pun membawa barang yang tidak terjual. Bagaimana bila kau jual ikan itu dengan dibayar barang ini?” Keduanya sepakat, dan orang itu pun pulang dengan membawa ikan yang sudah menebarkan bau busuk. “Bangunlah. Olah ikan ini. Kita nyaris meninggal saking laparnya,” ucap lelaki itu kepada istrinya setiba di rumahnya. Lalu sang istri menyianginya, dan ketika dia belah perut ikan itu, tiba-tiba ada mutiara yang menyembul darinya.


Ucap istrinya: “Kanda, dari perut ikan itu keluar sebuah gumpalan yang lebih kecil dari telur ayam. Atau kira-kira sebesar telur burung puyuh!” Jawab pria itu: “Coba perlihatkan padaku.” Yang kemudian dia saksikan adalah sesuatu yang belum pernah dilihat seumur hidupnya. Akal dan pikiran lelaki itu pun menerawang jauh. “Kukira ini mutiara,” ucapnya kemudian pada istrinya.

Sang istri menyahut: “Apakah kanda tahu mutu sebuah mutiara?” Jawabnya: “Tidak, tapi saya mengenal orang yang paham kualitas mutiara.” Lalu dia pun berangkat menemui pedagang mutiara, ke sahabatnya yang memiliki mutiara.

Setelah temannya menjawab uluk salam yang diucapkannya, pria itu pun mengutarakan maksudnya, sambil memperlihatkan gumpalan telur itu. “Bagaimana pendapatmu tentang kualitas mutiara ini?” tanya orang itu kemudian.

Setelah temannya mengamati secara seksama dan berpikir cukup lama, ia menyahut: “Saya hamya sanggup membayarnya empatpuluh ribu dirham. Kalau kamu setuju, saya lunasi sekarang juga, tapi kalau kamu kepingin harga yang lebih mahal lagi, temuilah si fulan. Karena dia sanggup membayar lebih tinggi dari saya.”

Kemudian lelaki itu membawa mutiara tersebut kepada orang yang dimaksud. Setelah si pedagang melihat dan mengakui kualitas mutiara itu, dia berucap: “Saya hanya sanggup membayar delapanpuluh ribu dirham. Tapi kalau anda ingin harga yang lebih mahal lagi, silakan temui si fulan. Saya kira dia bisa membayar lebih tinggi dari saya.”

Lelaki itu pun berangkat menemuinya. “Saya beri seratus duapuluh ribu dirham. Dan saya kira tidak ada orang lain yang sanggup membayar lebih mahal dari saya,” ujar orang yang ditujunya. Lelaki itu menyahut: “Baiklah.” Lantas mutiara pun ditimbang, dan kala itu juga lelaki itu membopong dua belas badrah (pecahan dirham sepuluh ribuan) ke rumahnya, yang selanjutnya hendak ia simpan. Namun setiba di rumahnya seorang pengemis tengah berdiri di depan pintu rumahnya. “Ayo mari sini masuk. Ada cerita yang barusan saya alami,” kata lelaki itu menyapa si fakir yang meminta sesuatu padanya. Lalu peminta itu pun masuk.

“Ambillah setengah dari harta ini,” ucap lelaki itu kepada si pengemis. Lantas si pengemis mengambil dan membawa enam badrah, dan ia pun segera beringsut pergi namun tidak jauh dari lelaki itu. Tidak lama kemudian si pengemis kembali menemuinya, seraya berujar: “Saya tidak miskin, saya juga bukan orang fakir, namun Rabb-mu Azza wa Jalla mengutus saya agar datang menemuimu; satu dirham sudah kau berikan kepada orang lain, dan Dia (Rabb-mu) telah menggantinya dengan duapuluh karat mutiara; satu karat kontan diberikan padamu, dan sembilan belas karat lainnya disimpan untukmu.” [1]

Catatan kaki:

[1] Al-Faraj ba’dasy-Syiddah (III/238). Namun beberapa terbitan mencatat bahwa seorang wanita mendapati mutiara dalam perut ikan, dan menjualnya dengan empat ratus dinar Kuwait. Sementara sebelumnya melarat dan didera oleh kesulitan ekonomi yang amat mengenaskan. Maka dengan ditemukannya mutiara itu, segenap krisis pun berakhir – lihat kitab kami Al-Faraj ba’dasy-Syiddah wadh-Dhiqah.

Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi
(penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 131-134.


Meninggalkan perbuatan mencuri terong, lalu dianugerahi seorang wanita

Di Syria ada sebuah masjid agung bernama Masjid Jami’ at-Taubah, sebuah masjid yang dilimpahi keberkahan, ketenangan, dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun yang lalu, di masjid itu ada seorang syaikh murabbi yang alim yang sekaligus mengamalkan ilmunya. Syaikh Salim al-Musuthi, demikian nama syaikh itu, adalah contoh ideal dalam kefakiran, keengganannya dalam meminta belas kasih orang, keluhuran pribadinya, dan pengorbanannya terhadap orang lain.

Sementara itu, ada seseorang yang tinggal di sebuah bilik dalam masjid itu. Suatu saat, selama dua hari ia tidak makan sesuatu pun, karena tak ada apa-apa yang bisa dimakannya, dan dia pun tidak punya uang untuk membeli makanan. Ketika tiba hari ketiga, ia merasa seolah-olah nyaris mati dan ia pun berpikir tentang apa yang akan ia lakukan.

Menurutnya, ia telah sampai pada ambang batas darurat yang dibolehkan untuk makan bangkai atau mencuri sebatas kebutuhan. Kemudian orang itu lebih memilih untuk mencuri sesuatu yang bisa meluruskan tulang punggungnya. Inilah pikiran yang berputar di otaknya kala itu.


Sedang langit-langit masjid itu bersambungan dengan beberapa rumah, yang memungkinkan seseorang untuk beralih dari satu rumah ke rumah lainnya dengan berjalan di atas atap rumah itu. Lalu orang itu naik ke atap masjid, dan dari sana dia berpindah ke sebuah rumah yang berhimpitan dengan masjid. Sesaat kemudian secara sembunyi dia melihat seorang perempuan, lalu pandangannya dirundukkan, sambil menghindar dari penglihatan wanita itu.

Setelah menanti sejenak, lalu dia lihat rumah lain di sampingnya yang kosong, dan dia mencium aroma masakan dari rumah itu. Karena saking laparnya, dia merasa apa yang diciumnya itu seolah-olah sebuah magnit yang membetot dirinya. Dan lantaran rumah-rumah itu hanya satu tingkat, maka dengan dua kali lompatan saja ia sudah sampai di serambi rumah itu.

Kini ia sudah berada dalam rumah, dan segera ia menuju ke ruang dapur, lalu disingkapnya tirai periuk. Dan ia lihat periuk terisi penuh dengan terong, lantas dia ambil satu, dan karena laparnya yang luar biasa, panas terong itu pun tidak dihiraukan. Kemudian terong itu dia gigit sekali gigitan, bahkan nyaris ditelan, tapi sesaat berikutnya akal dan nurani keagamaannya bekerja lagi, seraya berkata pada diri sendiri: “Aku berlindung kepada Allah; saya seorang pencari ilmu dan mukim di masjid, tapi kenapa saya melabrak rumah orang dan mencuri apa yang ada di dalamnya?”

Dia merasa telah berbuat dosa besar atas apa-apa yang sudah ia perbuat, sangat menyesal, istighfar kepada Allah, mengembalikan terong itu lagi, dan ia pun kembali ke tempat semula. Dia turun ke masjid, dan duduk bergabung dalam halaqah pengajian yang dipandu oleh Syaikh Salim. Tapi karena saking laparnya, ia hampir tidak memahami apa yang didengarnya.

Setelah pengajian rampung dan jamaah pun sudah pulang, tiba-tiba datang seorang masturah (wanita yang seluruh anggota tubuhnya tertutup). Kala itu memang tak ada wanita kecuali seluruh anggota tubuhnya tertutup. Lalu wanita itu berbicara kepada Syaikh dengan kata-kata yang tidak bisa didengar oleh orang itu. Kemudian sang Syaikh melayangkan pandangan ke sekitarnya, dan ia tidak melihat orang lain kecuali pemuda ini.

Lalu Syaikh Salim memanggil orang itu, seraya bertanya: “Apakah kamu sudah punya istri?” Jawab orang itu: “Belum.” Sambung Syaikh pula: “Apa kamu kepingin menikah?” Lalu orang itu diam, dan sang Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya. Kemudian orang itu menjawab: “Ya Syaikh, kami tidak punya uang untuk membeli roti. Wallahi! Dengan apa saya harus menikah?”

Kata Syaikh pula: “Wanita ini telah bercerita pada saya bahwa suaminya telah meninggal, dan dia terasing dari tanah airnya. Di negerinya, bahkan di dunia ini dia tidak punya sesuatu pun kecuali seorang paman yang lemah dan miskin, dan ia juga ikut datang bersama wanita ini.” Demikian ucap asy-Syaikh sambil menunjuk ke pamannya yang sedang duduk di sudut halaqah pengajian.

Lebih lanjut Syaikh Salim menjelaskan: “Dia telah memperoleh warisan rumah dan mata pencaharian suaminya. Dan dia kepingin mendapatkan seorang lelaki yang mau diajak berkeluarga agar dia tidak terus menerus dalam kesendirian, sehingga memancing hasrat orang. Apakah kamu ingin menikah dengannya?” Jawab orang itu: “Ya.” Asy-Syaikh juga bertanya kepada wanita itu: “Apakah engkau menerima dia sebagai suami?” Jawab wanita itu: “Ya.”

Kemudian asy-Syaikh memanggil paman wanita itu dan dua orang saksi, lalu akad nikah pun dilangsungkan. Sementara maharnya ditangguhkan dulu bagi muridnya itu. “Peganglah tangan istrimu,” kata sang Guru kemudian kepada orang (muridnya) itu. Lalu dia gamit tangan itu, dan istrinya menuntunnya ke rumahnya.

Tatkala istrinya mengantarkan orang itu masuk ke rumahnya, dan membuka wajahnya, ternyata wanita itu tampak masih belia dan cantik. Dan rumahnya ternyata adalah rumah yang pernah diselusupinya.

Lalu istrinya bertanya: “Engkau mau makan?” Jawabnya: “Ya.” Ketika istrinya menyingkap tirai periuk dan melihat terong di dalamnya, dengan heran ia berkata: “Siapa orang yang masuk rumah ini dan menggigit terong ini?!”

Orang itu lalu menangis dan menceritakan kisahnya kepada istrinya, dan sahutnya: “Inilah buah amanah. Engkau telah menjaga diri dari dosa dan meninggalkan terong yang haram, lalu Allah memberimu rumah seisinya lengkap dengan pemiliknya secara halal; barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah menukarnya dengan perkara yang lebih baik darinya.”

[Kisah ini dituturkan oleh Syaikh Ali Thanthawi]
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi
(penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 93-96.


Meninggalkan khianat, lalu dianugerahi kekayaan berlimpah

Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad al-Bazar al-Anshari berkata: Aku pernah tinggal berdekatan dengan kota Mekah -semoga dijaga oleh Allah.

Suatu hari aku didera oleh lapar yang luar biasa, dan tidak kudapatkan sesuatu pun yang bisa menolak rasa laparku. Sesaat kemudian kutemukan kantong dari sutera yang diikat dengan kaus kaki yang juga terbuat dari sutera. Bungkusan itu saya ambil dan saya bawa pulang ke rumah. Tatkala kantong itu kuurai, ternyata di dalamnya kutemukan kalung dari mutiara yang belum pernah kulihat kalung yang semisal dengannya.

Baca Juga

Bertobatlah! Ini 7 Dosa Besar Penyebab Datangnya Azab dan Bencana di Suatu Negeri

    Sahabat viralsbook, pernahkah memikirkan apa penyebab Allah menimpakan bencana pada suatu kaum atau negeri? Adakah kita meyakini bahwa bencana hadir dikarenakan ulah tangan kita sendiri, yakni disebabkan...
Selengkapnya
Lantas aku keluar rumah dan tiba-tiba ada seorang kakek yang berseru sembari membawa kain berisikan uang limaratus dinar. Sambil menyodorkan kain itu, kakek tua itu berkata dengan nyaring: “Inilah imbalan untuk orang yang mengembalikan kantong yang berisi mutiara.” Aku pun bergumam: “Saya butuh dan lapar, bagaimana kalau saya ambil mutiara itu, lantas saya gunakan, dan kantongnya saja yang saya kembalikan padanya.”

Kemudian aku berucap padanya: “Mari ke sini!” Kakek tua itu pun kusambut dan kubawa ke rumahku. Lantas dia gambarkan ciri-ciri kantongnya, kaus kakinya, mutiaranya, jumlah mutiara itu, lengkap dengan benang pengikat semua itu. Lalu bungkusan itu pun saya keluarkan dan saya berikan kepadanya, dan ia membalasnya dengan menyerahkan uang limaratus dinar pada saya. Dan saya tidak mengambil sesuatu pun dari bungkusan itu.


Kemudian kukatakan padanya: “Wajib bagi saya untuk mengembalikan bungkusan ini pada bapak.” Imbalan itu tetap tidak saya ambil, tapi kakek tua itu berkata pada saya: “Engkau mesti menerima dan mengambil imbalan ini.” Kakek tua itu nyinyir dan memaksa saya supaya mau menerima bingkisan itu, namun saya tetap tidak mengambilnya. Lalu kakek tua itupun meninggalkan saya dan berlalu pergi.

Sementara saya, setelah itu keluar dari Mekah dengan menaiki bahtera. Dalam perjalanan, bahtera itu hancur dan banyak penumpangnya karam, dan harta benda mereka pun punah. Dan saya bisa selamat dengan mendayung di atas kepingan bahtera itu. Sekian lama saya mengapung di atas laut dan tidak tahu kemana arah saya menuju, hingga akhirnya menepi di sebuah pulau yang dihuni oleh suatu kaum.

Kemudian saya duduk di sebagian masjid yang ada di sana. Mereka mendengar kalam Al-Qur’an yang saya baca, namun tidak ada orang yang mau mendatangiku kecuali seorang ini, dan dia berucap: “Ajarkan saya Al-Qur’an…” Setelah itu, maka harta kekayaan pun melimpah, yang saya dapatkan dari masyarakat pulau itu.

Lalu saya lihat ada beberapa lembar mushaf Al-Qur’an; saya pungut, dan saya baca mushaf itu. Lantas mereka berkata: “Anda juga apik dalam menulis?” Jawabku: “Ya.” Sambung mereka: “Ajarkan saya menulis khat.” Maka mereka pun berdatangan dengan menyertakan anak-anak dan para remaja mereka. Lalu saya mengajarkan mereka menulis khat, dan karenanya banyak pula harta yang saya peroleh darinya.

Setelah itu, masyarakat di sana mengutarakan hal ini pada saya: “Kami punya seorang perempuan beliau yang yatim, dan dia memiliki kekayaan yang cukup. Apakah anda kepingin menikahinya?” Saya mencoba menghindari diri, namun mereka segera memberondong saya dengan kata-kata: “Anda mesti, dan tidak boleh tidak mengikuti kami.” Maka saya pun mengabulkan keinginan mereka.


Ketika mereka menyorongkan perempuan yatim itu kepada saya, pandangan saya pun tertuju padanya, dan ternyata kutemukan kalung kakek tua di Mekah dulu itu tergantung di lehernya.

Maka kala itu konsentrasi saya terkuras habis dengan menatap perempuan itu, sehingga mereka mengingatkan: “Wahai Guru, hati perempuan yatim ini bisa hancur karena tatapanmu pada kalung itu. Mengapa kau pandang dia seperti itu?”

Kemudian saya ceritakan tentang kalung itu, dan mereka menyambutnya dengan pekik tahlil dan takbir sehingga terdengar ke segenap penduduk pulau itu. Dengan heran dan penasaran, saya pun bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Jawab mereka: “Kakek tua yang mengambil kalung darimu itu adalah ayah dari perempuan ini. Dan dia pernah berucap: ‘Belum pernah kujumpai seorang Muslim di dunia ini sebaik orang yang mengembalikan kalung ini pada saya.’ Setelah itu dia berdoa: ‘Ya Allah, pertemukan saya dengannya sehingga saya dapat menikahkan dia dengan anak saya.’ Dan kini hal itu telah menjadi kenyataan.”

Akhirnya saya hidup bersama perempuan itu dan dikaruniai dua orang anak. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena perempuan itu meninggal, dan mewariskan kalung itu kepada saya dan kedua anak kami. Saya dan kedua anak saya juga tak lama hidup bersama, karena keduanya menyusul ibunya dipanggil Allah, hingga kalung mutiara itu menjadi milik saya sendiri. Kemudian kalung itu saya jual dengan harga seratus ribu dinar. Dan kekayaan yang kau lihat ada pada saya ini adalah sisa dari penjualan kalung mutiara itu.” (Lihat kitab Aniisul-Jaliis, juz I)

Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi (penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 97-100.

Rabu, 01 November 2017

Fakta Tentang Buah Khuldi, Buah Terlarang Penyebab Nabi Adam Diturunkan ke Bumi

Fakta Tentang Buah Khuldi, Buah Terlarang Penyebab Nabi Adam Diturunkan ke Bumi

Kisah tentang buah Khuldi akan menyadarkan kita kalau mengabaikan perintah-Nya sama dengan rugi. Tapi tahukah anda seperti apa buah yang di maksud, seperti apa baunya, warnanya, bentuknya, dan apakah benar buah ini benar-benar ada atau hanya bagian dari rahasia Allah SWT.

VIRALSBOOK.COM - Umat Islam tentu sudah tidak asing dengan buah khuldi. Nama buah tersebut bahkan tertulis dalam Al-Qur’an, dan merupakan penyebab Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi. Seperti apa buah tersebut? Hingga kini menjadi menjadi teka-teki. Jika memang ada maka mungkin sudah sebaiknya kita memahami apa pesan dari peristiwa bersejarah tersebut, bukan sekedar membenarkan tetapi kita harus mengambil pelajaran berharga didalamnya. Mungkin hanya Allah SWT, Malaikat, Nabi Adam, Hawa, dan iblislah yang tahu tentang buah tersebut.

Pastilah Allah SWT membuat itu tanda tanya bagi kita agar kita berpikir, agar kita menggunakan akal kita sehingga bertambah iman dan taqwa kita kepada-Nya. Bukan sekedar menutup tabir, tetapi ada ajakan untuk menggali makna terdalam yang akan menjadi pelajaran bagi generasi-generasi selanjutnya. Kini sudah saatnya manusia membuka tabir misteri mengenai buah terlarang tersebut.


Sebuah fakta mengungkapkan bahwa buah khuldi bukanlah buah yang berasal dari surga, sebaliknya ia berasal dari bumi. Ada pula yang meyakini bahwa buah tersebut adalah anggur, apel, dan lain sebagainya. Pendapat tersebut tidak pernah mendapatkan bukti nyata, karena Al-Qur’an sendiri tidak pernah mendeskripsikan bagaimana wujud dan rasa buah khuldi. Sahabat viralsbook, meski demikian, buah tersebut memiliki beberapa fakta yang mungkin belum Anda ketahui.

Merupakan buah terlarang

Selama di surga, Allah SWT membolehkan Nabi Adam dan istrinya memakan apapun yang ada di sana, tidak membatasi jumlah dan jenis. Mereka boleh melakukan apa saja di sana, hanya ada satu pantangan, yaitu tidak boleh mendekati satu jenis pohon.

”Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanan yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kami termasuk orang-orang yang zalim.” Quran surat Al Baqarah:35.

Buah khuldi, istilah ini tidak pernah disebutkan eksplisit oleh Allah SWT dalam firman-firman-Nya, di sana hanya disebutkan atau diisyaratkan dengan sebutan pohon kayu, sejenis pohon yang punya banyak cabang. Meski pohon ini disebutkan termasuk jenis pohon yang menghasilkan kayu, namun pohon ini juga menghasilkan buah. Yang memberi istilah nama buah tersebut dengan sebutan buah khuldi adalah bangsa syaitan laknatullah ketika merayu nabi Adam AS menggunakan istilah ini untuk menegaskan keberadaan buah tersebut, dan nama buah ini memang tertera dalam surat Taha ayat 120. Dan ini adalah satu-satunya ayat yang menyebutkan nama buah Khuldi.


“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon Khuldi dan kerajaan yang tidak akan pernah binasa?”


Syaitan membisikkan ke dalam hati Adam untuk melihat sebuah pohon yang dapat membuat Adam AS bisa memiliki sebuah kerajaan dan ia akan kekal abadi didalamnya. Jenis rayuan ini ternyata cukup menggoyahkan iman Nabi Adam dan Siti Hawa yang sudah diberi peringatan oleh Allah SWT sebelumnya agar tidak mendekati pohon tersebut. Pada ayat lain juga menunjukkan lemahnya iman Adam ketika berhadapan dengan rayuan dan jebakan syaitan, meski hanya melalui bisik rayu syaitan dan disini tergambarkan bahwa syaitan tidak menampakkan diri di hadapan Nabi Adam, melainkan hanya membisikkan ke dalam pikirannya saja.

“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:”Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (di dalamnya).” Quran surat Al Araf:20.

Disini kita bisa memahami bahwa Nabi Adam yang sudah disematkan pemahaman tentang kefasikan dan kebenaran dalam dirinya dan Ia juga sudah menerima banyak karunia dari Allah semasa di surga saja masih bisa tergelincir oleh tipu daya syaitan. Lalu bagaimana dengan manusia yang ada saat ini?

Buah-Buahan Surga Yang Ada Di Bumi

Dalam Al Qur’an Allah SWT banyak menyebutkan beberapa nama pohon dan buah yang berasal dari surga dan tanaman buah-buahan ini juga tumbuh di bumi. Diantaranya adaah buah Zaitun, Pisang, Kurma, Anggur, Delima, Buah Tin dan sebagainya. Buah-buahan ini disebutkan adalah salah satu tumbuhan yang berasal dari surga dan juga tumbuh di bumi. Lalu ada banyak pakar yang menyangka bahwa salah satu buah-buahan tersebut adalah buah khuldi, buah yang menyebabkan Nabi Adam keluar dari surga. Misalnya buah tin. Karena buah-buahan ini memang berasal dari surga, benarkah demikian?

Untuk memperjelas lagi apa sebenarnya yang terjadi ketika Nabi Adam memakan buah tersebut, diriwayatkan alkisah nabi Adam setelah selesai memakan buah khuldi, lalu nabi Adam merasakan perutnya melilit dan ia sangat ingin buang hajat. Lazimnya para penghuni surga tidak akan pernah merasakan dirinya ingin buang hajat, karena apapun yang ada di surga adalah suci tanpa noda apalagi najis kotoran dan orang yang memakan buah-buahan di surga tidak akan menimbulkan sakit perut. Apa yang dimakan nabi adam ini yang membuat dirinya ingin buang hajat maka itu adalah kesalahan yang ditimbulkan oleh si buah tersebut.

Nabi besar Muhammad SAW pernah bersabda; ”Adam kemudian bergerak mengitari surga, dan Allah mengutus malaikat untuk menanyainya. Adam AS pun menjawab; ”Aku ingin membuang kotoran yang menusuk dalam perutku.” Difirmankan kepada malaikat;”Katakan padanya, dimana kamu ingin membuangnya! Diatas tempat tidurkah, tahta, sungai-sungai atau dibawah pepohonan. Apakah ada tempat yang pantas untuk itu! Maka turun sajalah ke dunia.

Dan itulah sebabnya, meski Allah SWT sudah menerima maaf Nabi Adam AS atas kesalahannya melanggar larangan mendekati pohon khuldi, tetapi efek dari memakan buah tersebut tidak bisa dihindari. Aurat-auratnya tersingkap dan ia harus membuang hasil makanannya tersebut di tempat selain surga. Maka turunlah Nabi adam dan Siti Hawa ke bumi.


Meski dalam rencana awal, Allah SWT memang ingin menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Namun skenario itu dibuat dalam keadaan manusia yang sebaik-baiknya, yaitu manusia pada saat itu adalah suci layaknya malaikat. Keadaan Nabi Adam sebelum memakan buah itu adalah manusia setengah malaikat, karena dalam dirinya hanya hidup nafsu mutmainah atau nafsu pada kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Tetapi setelah kejadian makan buah terlarang ini, yang juga mengakibatkan tersingkapnya aurat atau munculnya hawa nafsu yang buruk atau nafsu lawamah dalam diri Nabi Adam AS. Maka Itu sepenuhnya sudah menjadi resiko yang harus ditanggung manusia sendiri. Maka dari itu Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Al Araf ayat 24;

Allah SWT berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebagian dari kalian akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu memiliki tempat tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) dimuka bumi sampai waktu yang ditentukan.” Al Araf : 24.

Dan akhirnya manusia yang turun ke bumi adalah manusia yang memiliki dua sifat hawa nafsu, mutmainah dan lawamah. Mana diantara kedua sifat nafsu ini yang dominan, maka itu yang akan menjadi pemimpin bagi dirinya. Manusia yang suka mensucikan diri maka ia akan menghidupkan nafsu mutmainah mengalahkan nafsu lawamah yang tercela, namun manusia yang suka berjalan di sisi kemaksiatan maka ia akan menghidupkan nafsu lawamah.

Apa itu Hawa Nafsu Mutmainah dan Lawamah? Hawa nafsu Lawamah adalah hawa nafsu yang menuju kegelapan atau nafs tercela yang tidak sempurna ketenangannya terutama ketika lupa kepada Allah swt. Sedangkan hawa nafsu Mutmainah adalah nafsu yang tidak terpengaruh oleh goncangan hawa nafsu dunia dan syahwat, ia selalu stabil menuju kebaikan dan menjadi imam dan petunjuk bagi seluruh anggota tubuh lainnya.

Baca Juga

Inilah Penyataan Dari 10 Tokoh Non Muslim Dunia Tentang Rasulullah Muhammad SAW

    Betapa besarnya pengaruh Nabi besar Muhammad SAW terhadap sejarah dunia, sehingga para tokoh-tokoh dunia pun memberikan pernyataannya mengenai kebesaran Rasululllah. Nabi Muhammad SAW adalah Orang yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Beliau lahir di Arab tahun 570 masehi, tepatnya tanggal 12...
Selengkapnya
Dengan demikian, sampai di sini kita bisa menyimpulkan dua hal, pertama bahwa buah yang dimakan nabi adam itu bukan buah-buahan asli dari surga, karena efek dari memakannya adalah mengakibatkan manusia harus kembali ke asal datangnya buah tersebut yaitu bumi. Buah ini memang tumbuh di surga, sebagaimana buah anggur dan zaitun yang berasal dari surga namun juga bisa tumbuh di muka bumi. Namun tidak ada yang bisa memastikan pohon apa yang dimaksud Al Qur’an jika memang buah ini tumbuh juga di bumi. Harusnya manusia lebih mengetahui, karena manusia juga menetap di muka bumi, tetapi sayangnya ini masih menjadi rahasia Allah SWT hingga saat ini.

Kesimpulan kedua, bahwa hakikatnya manusia diciptakan adalah sempurna lahir dan bathin, namun akibat kesalahan yang dilakukan nabi Adam sehingga mengakibatkan timbulnya hawa nafsu lawamah dalam diri manusia, maka manusia harus berupaya sendiri membebaskan dirinya dari cengkraman hawa nafsu tersebut jika kelak ingin kembali menjadi penghuni surga. Karena pada kenyataannya surga tidak menerima orang yang dalam dirinya tertanam nafsu lawamah. Surga hanya mau menerima manusia yang suci dengan nafsu mutmainah yaitu manusia yang selalu mensucikan diri dari berbagai perbuatan hina dan dosa.

Ciri-Ciri Pohon Terlarang

Memahami apa dan bagaimana ciri pohon terlarang yang dimaksud memang membutuhkan ketelitian. Karena ada banyak pohon dan buah di bumi. Lalu mana diantara sekian banyak pohon dan buah yang ada di bumi ini yang memiliki kesamaan ciri dengan pohon khuldi seperti yang sudah disebutkan diatas?

Sebelum membahas lebih jauh, perlu digaris bawahi bahasan ini dibuat hanya dalam rangka mengkaji kesamaan dan kedekatan ciri yang sudah disebutkan. Bukan menjadi jawaban pasti dan bukan menjadi acuan utama, karena satu-satunya yang lebih mengetahui hanya Allah SWT saja. Tulisan ini tidak lebih dari sekedar untuk menambah wawasan kita dan memahami pesan apa yang ingin disampaikan dari peristiwa bersejarah tersebut.

Beberapa ciri yang disebutkan adalah bahwa pohon terlarang ini jenis pohon kayu, punya banyak cabang dan ranting, namun ia juga menghasilkan buah. Memang ada banyak jenis pohon yang memiliki banyak kayu dan bercabang, namun tidak semua pohon kayu yang menghasilkan buah. Dalam Al Quran Allah SWT sudah menyebutkan ada salah satu jenis pohon kayu yang juga menghasilkan buah di bumi adalah pohon Zaitun, pohon ini berasal dari surga yang sebagian orang menyangka ini adalah buah Khuldi, tapi sesungguhnya bukan.

Berikut firman-Nya: "Dan pohon kayu keluar dari Thur Sinai", yaitu yang dimaksud di sini adalah "Pohon Zaitun" sebagaimana telah disepakati oleh semua ahli tafsir dan pakar-pakar islam lainnya.

Pohon zaitun merupakan salah satu pohon yang dimuliakan Allah SWT, ia adalah pohon tertua yang tumbuh di muka bumi, dan termasuk dalam golongan buah-buahan yang diberkahi. Pohon zaitun pertama kali tumbuh negara-negara pesisir perairan Mediterania seperti: Turki, Italia, Spanyol, Tunis, Aljazair, dan Maroko.

Dengan demikian Allah SWT membenarkan bahwa memang ada pohon kayu yang bisa menghasilkan buah di bumi ini, itu adalah pohon Zaitun. Tetapi pohon kayu yang dimaksudkan disini bukanlah buah Khuldi seperti yang disangkakan orang, karena buah khuldi termasuk dalam golongan buah-buahan terlarang dan terkutuk. Berikut ini kami tampilkan wujud pohon zaitun.


Jika anda perhatikan maka pohon buah zaitun ini ternyata sama dengan berbagai pohon buah lainnya yaitu memiliki banyak cabang. Maka adakah diantara sekian banyak pohon buah di bumi yang memiliki kesamaan karakteristik dengan pohon khuldi. Jika kita mengacu lagi pada ciri buah yang dimaksud, maka buah itu adalah jenis buah yang bisa membuat aurat-aurat manusia terbuka. Karena sebelum memakan buah itu, nabi Adam masih dalam keadaan berpakaian lengkap dan indah yang terbuat dari sutera yang sangat lembut dan suci.

“Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, dan ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya dan memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” Quran Surat Al Araf :27.

Setelah memakan buah, maka pakaian kebesaran penghuni surga dari keduanya menjadi terlepas dan pada keduanya terlihat aurat-aurat atau bagian tubuh vitalnya, lalu mereka berdiri dalam keadaan tidak berpakaian, lalu dalam keadaan malu mereka mengambil beberapa lembar daun yang ada di surga untuk menutupi bagian tubuh yang terbuka tersebut. Lalu Allah SWT datang menghampiri mereka dan memberi peringatan keras.

“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupi dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru kepada mereka, Bukankah Aku telah melarang kamu mendekati pohon itu dan Aku katakan padamu, Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Quran surat Al Araf ayat 22.

Ini menunjukkan bahwa sifat utama dari buah tersebut adalah dapat membuat manusia lupa diri dan menghidupkan sifat hawa nafsu lawamah. Karena sesungguhnya sifat nafsu yang ditumbuhkan oleh Allah SWT bagi nabi Adam kala itu di surga hanya nafsu mutmainah, nafsu yang menuju kebaikan. Dan ketika adam memakan buah tersebut, maka nabi adam itu sudah tidak suci lagi sebagaimana kesucian para mahluk Allah SWT yang mendiami surga. Karena sifat nafsu lawamah ini adalah menghidupkan hawa nafsu ragawi yang melekat pada sifat-sifat unsur hara tanah, sifat-sifat dasar tanah yang berasal dari permukaan bumi, yang mana sebelumnya Allah SWT sudah menjelaskan bahwa satu-satunya tempat yang layak dijadikan tempat membuang kotoran adalah bumi.

Maka dari itu, seketika wujud nabi Adam yang sebelumnya suci maka sudah berubah menjadi wujud makhluk manusia biasa, karena sifat tanah yang melekat pada unsur tanah dari bumi tadi. Maka nabi adam sudah tidak layak lagi menempati surga, ia hanya pantas mendiami bumi yang didalamnya memiliki kesamaan sifat dasar, yaitu sama-sama berasal dari segenggam tanah.

Buruknya sifat bumi/dunia di mata Allah pernah disampaikan oleh nabi besar Muhammad SAW dalam sebuah hadist. Dunia akan berkata pada hari kiamat kelak; “Wahai Tuhanku, hari ini jadikanlah aku paling rendah diantara kekasih-kekasih-Mu.” Lantas Allah berfirman; ”Diamlah! Hai barang yang tidak memiliki apa-apa. Sungguh aku tidak merelakan mereka menempatimu, lalu adakah aku merelakanmu hari ini.”

Mengacu pada referensi diatas, maka ada beberapa jenis buah yang memiliki kesamaan sifat dengan yang disebutkan diatas, ia adalah buah Durian. Sebagian orang menamakannya dengan sebutan Raja Buah, Rajanya dari segala macam buah. Jenis buat tropis ini memang memiliki bentuk seperti pohon kayu yang memiliki banyak cabang, sama dengan ciri yang disebutkan pada pohon zaitun sebagaimana sebelumnya. Ada beberapa alasan lain yang menyebabkan pilihan jatuh pada buah durian, karena buah Durian memiliki kesamaan sifat dengan buah khuldi, diantaranya:

1. Daya tarik besar

Siapapun manusia yang melihat buah ini pasti akan sangat tertarik untuk segera memakannya, disamping karena ukurannya yang besar, bentuknya yang menarik dengan banyak duri di sekeliling badan buah, lalu dari bau yang dikeluarkan juga mengundang selera. Sekilas wujud buah ini memang memiliki daya tarik yang besar bagi para penikmatnya dan ini juga yang menjadikan durian sebagai buah primadona di berbagai Negara. Ada banyak orang rela membayar berapa pun harga yang ditawarkan hanya agar dapat menikmati manisnya rasa buah ini.

Jadi dari sifat dasar buah ini saja, bisa membuat orang tergoda dan ada sifat rayuan dan bujukan dalam buah ini yang membuat orang mau melakukan apa saja demi mendapatkannya. Sebagaimana kisah melelehnya iman nabi Adam ketika dirayu syaitan untuk memakan buah tersebut ketika di surga demi mendapatkan hidup yang abadi.

2. Kaya Kandungan Unsur Hara Tinggi

Kandungan yang ada di dalam buah durian sangat lengkap dan kaya nutrisi, diantaranya vitamin B, vitamin C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin, riblofavin, omega 3 dan 6, disamping itu juga mengandung karbohidrat, lemak tak jenuh, dan protein. Semua kadar nutrisi ini berada diatas rata-rata kandungan nutrisi yang dimiliki buah lain. Misalnya vitamin, kandungan vitamin C dalam buah durian berkisar 22,9-107 atau dalam beberapa penelitian pernah disebutkan mengandung 200 mg/100gram daging buah.

Jika dibandingkan dengan buah apel, maka pada durian mengandung 4 kali protein, 2 kali karbohidrat, 3 kali fosfor, 5 kali vitamin A dan zat besi, serta 2 kali vitamin dan mineral lainnya. Dalam 100 gram durian terkandung 147 Kkal. Itu artinya ketika seseorang makan 1 kg durian, jumlah kalori yang ia dapatkan 1.470 Kkal atau sebanding dengan porsi makan dalam satu hari.

Ini artinya jenis buah ini memang memiliki unsur hara dari sifat-sifat tanah yang amat tinggi di dalamnya, kesemua unsur ini adalah yang memperkuat sifat ragawi yang bersifat duniawi dan sifat ini yang mengakibatkan nabi Adam berubah menjadi manusia biasa sehingga ia tidak lagi pantas menempati surgawi

3. Mengandung gas/uap

Buah durian dapat memproduksi gas dalam jumlah banyak dalam lambung ketika dikonsumsi. Banyaknya gas dalam tubuh dapat mengakibatkan timbulnya rasa kembung dan mual. Itulah sebabnya pada ibu hamil yang mengalami gangguan magh dilarang mengkonsumsi buah ini, karena buah durian juga mengandung asam arachidonat, yaitu sejenis senyawa yang merupakan precursor alias pencetus pembentukan prostaglandin.

Prostaglandin sendiri adalah senyawa yang dapat merangsang kontraksi rahim yang akan berakibat pada keguguran (pada trimester pertama). Sementara gas kotor yang dihasilkan buah durian ini bersifat mengikat, inilah yang menjadi penyebab perut nabi Adam melilit dan merasa ingin buang kotoran ketika di surga. Kadar gas yang tinggi dalam buah khuldi mendorong isi perut ingin melepaskan kotoran/gas yang terjebak dengan segera.

4. Mengandung Alkohol yang memabukkan

Dan salah satu unsur yang terkandung dalam buah durian ini adalah alkohol. Secara umum orang yang terlalu banyak mengkonsumsi durian, maka ia akan menjadi pusing dan badannya lemas. Bahkan ada sebagian lagi yang merasakan mabuk dan mual, ini adalah bagian dari efek yang terkandung didalamnya yaitu alkohol. Walau memang efek memabukkannya ini tidak sama dengan yang dihasilkan oleh minuman keras.

Alkohol dalam durian adalah senyawa yang tidak stabil dan mudah menguap. Sebuah Hasil penelitian diperoleh kadar alkohol pada buah durian dengan lama waktu penyimpanan 1,2 dan 3 hari secara berturut-turut sebesar 6,39 % b/b; 6,40 % b/b; 6,42 % b/b. Ini artinya dalam durian memang mengandung alcohol dalam kadar tertentu dan memang tidak memabukkan, namun jika dimakan dalam jumlah berlebih maka ia akan memabukkan tentunya.

Inilah unsur yang menjadi penyebab hidupnya hawa nafsu lawamah dalam diri manusia. Dan makna memabukkan disini sebagai akibat efek buruk buah itu akan menjadi cikal bakal tumbuhnya sifat-sifat buruk yang menggandrungi perilaku memabukkan. Misalnya mabuk perempuan, mabuk harta, mabuk kekayaan, mabuk jabatan, mabuk dunia dan berbagai perilaku memabukkan lagi yang dapat merusak jiwa anak adam.

5. Meningkatkan vitalitas organ seksual

Dalam catatan pengobatan tradisional dipercaya buah ini bisa meningkatkan vitalitas kaum pria, menjadi lebih bergairah dan perkasa ketika berhubungan. Ada sebuah istilah terkenal di Malaysia mengenai hal ini ‘saat durian mulai jatuh, maka sarung mulai naik.” Maka ini sesuai dengan fakta yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ketika nabi adam memakan buah terlarang tersebut, maka terbukalah aurat-aurat keduanya yang menunjukkan bahwa dampak dari memakan buah ini juga dapat menghidupkan hawa nafsu birahi.

6. Mengandung efek melenakan

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh MIND menunjukkan bahwa pada buah durian mengandung tryptophan, salah satu jenis asam amino yang dapat diubah dalam tubuh menjadi serotonin, sehingga orang yang mengkonsumsi buah ini akan dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks, meningkatkan mood, mencegah stress, membuat tidur pulas dan membuat perasaan lebih gembira. Atau dengan kata lain orang yang suka memakan buah ini akan mudah terlena dibawah pengaruh bisikan syaitan. Mengapa efek melenakan amat berbahaya bagi umat muslim, karena dalam perasaan terlena akan mudah bagi syaitan masuk dan merusak iman umat. Merasa senang dan bahagia pada hal-hal yang bersifat ragawi dan duniawi adalah bagian dari senjata syaitan menjebak manusia kedalam kekufuran.

7. Makanan Penduduk Neraka

Lalu apakah yang menjadi makanan para penghuni neraka? Al Quran sudah memberitahukan kita dalam ayat-ayatnya, diantaranya adalah darah, nanah dan buah berduri. Buah berduri ini diceritakan beberapa sumber berbentuk bulat besar, ada banyak duri di bagian luar dan dalamnya. Setiap penghuni neraka harus memakannya sebagai bagian dari siksa Allah kepada mereka yang selama hidup dunia selalu mengutamakan urusan perutnya daripada amal ibadahnya. Adakah ini juga sama dengan buah yang ada di dunia, yaitu durian? Berikut ayat yang dimaksud;

(Qs.88:6), Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,
(Qs.69:36), Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
(Qs.37:66), Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.


Jadi dapat disimpulkan bahwa salah satu buah yang ada pada saat ini dan memiliki kesamaan karakteristik dengan buah khuldi adalah buah durian. Buah ini mengandung banyak unsur hara tanah yang bisa makin memperkeruh kesucian jiwa manusia. Buah ini menimbulkan banyak efek samping yang bisa meningkatkan fungsi hawa nafsu lawama, buah ini digunakan bangsa syaitan untuk menjebak banyak manusia pada jalan kesesatan dan buah ini memang banyak membuat manusia lupa diri kepada pencipta-Nya.

Terlepas dari berbagai riset mengenai buah ini yang dianggap dapat memberi banyak manfaat mengobati berbagai macam penyakit karena kandungan gizinya yang lengkap. Maka ada baiknya kita renungkan kembali pada apa yang pernah terjadi dengan ibu bapak kita ketika di surga di masa lalu. Mereka juga memakan buah ini dan apa yang mereka terima adalah mereka semakin mengukuhkan sifat-sifat kemanusiaan/keduniawian karena kandungan dalam buah tersebut menghapus kesucian yang ada pada dirinya untuk berubah menjadi sifat ragawi manusia yang dominan sifat nafsu lawamah.

Sebelum memakan buah ini mereka adalah mahluk Allah SWT yang suci dan layak menempati surga yang juga bersifat suci. Nabi adam adalah mahluk yang suci dari sifat tercela dan hawa nafsu tercela. Tetapi ketika mereka memakan buah ini, maka mereka berubah manusia yang diselimuti hawa nafsu duniawi.

Maka dari itu jika anda ingin mensucikan diri dan hati, maka hindarilah memakan buah jenis ini, makanlah buah-buahan yang berasal dari surga seperti kurma, delima, zaitun, pisang, anggur, dan sebagainya. Buah-buahan yang berasal dari surga ini sudah dirahmati Allah dan banyak kandungan didalamnya akan memudahkan manusia mencapai kesucian jiwa jika ia bersungguh-sungguh.

Dan itulah sebabnya Rasulullah SAW menganjurkan bagi umat muslim untuk memakan kurma ketika puasa di bulan ramadhan. Karena jika pada saat berpuasa mereka lakukan itu dengan khusuk dan ikhlas, lalu banyak mengkonsumsi buah-buahan dari surga, maka ia akan bisa menjadi manusia yang suci kembali, karena ia sudah mensucikan diri dari sifat hawa nafsu duniawi dan ragawi. (www.viralsbook.com)