Senin, 27 November 2017

Kisah 5 Manusia Berhati Mulia Yang Rela Berkorban Nyawa Demi Orang Lain

Kisah-kisah ini membuktikan kalau manusia sebenarnya memang dilahirkan dengan sifat yang mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain


VIRALSBOOK.COM - Sebagai manusia sudah selayaknya jika kita hidup saling tolong-menolong antar sesama manusia. Terlebih jika orang yang kita tolong memang sedang benar-benar membutuhkan bantuan.

Namun saat menolong orang kita juga biasanya masih memilih dan memiliki batasan tersendiri, seperti masih menghitung untung dan ruginya jika memberikan pertolongan, bahkan enggan menolong jika sampai nyawa yang menjadi taruhannya.

Untuk urusan yang satu ini jangankan orang lain, untuk menolong orang yang kita kenal saja kalau sampai harus mempertaruhkan nyawa, maka akan jarang sekali orang yang bersedia untuk melakukanya.

Walaupun jarang terlihat, tapi bukan berarti orang yang rela mengorbankan nyawa demi menolong orang lain itu tak ada di dunia ini. Karena dalam beberapa peristiwa seperti serangan teror atau bencana alam, dunia telah mencatat beberapa orang berhati mulia yang sanggup mengorbankan nyawa mereka demi orang lain.

Perbuatan orang-orang berani yang berhati mulia ini telah mengundang decak kagum banyak orang yang salut akan tindakan mereka.

Seperti yang dirangkum oleh viralsbook.com dari berbagai sumber resmi tentang kisah manusia yang berhati mulia menolong sesama walaupun nyawa taruhannya. Berikut Kisah 5 Manusia Berhati Mulia Yang Rela Berkorban Nyawa Demi Orang Lain versi VIRALSBOOK.


Tori Johnson
Korban tewas sandera Sydney sempat rebut senjata pelaku


Saat dihadapkan dengan situasi hidup dan mati, biasanya orang akan cenderung mementingkan keselamatanya dibandingkan orang lain, terlebih jika orang lain itu bukanlah orang yang kita kenal. Namun hal ini tak berlaku pada diri Tori Johnson, 34 tahun, yang jadi korban tewas bersama Katrina Dawson, 38 tahun, dalam penyanderaan Sydney, Australia, pada Desember 2014 yang lalu.

Saat itu Tori yang merupakan manajer Kafe Lindt, tempat dimana drama penyanderaan selama tak kurang dari 16 jam tersebut mengambil sebuah keputusan berani untuk merebut pistol dari tangan pelaku guna melindungi sandera lain.

Namun sayang upayanya tersebut gagal dan akhirnya ia akhirnya tewas ditembak Man Haron Monis, pelaku penyanderaan. Drama penyanderaan ini sendiri akhirnya berhasil diakhiri oleh Polisi setelah mereka menembak mati pelaku pada pukul 02.00 dini hari dan menyelamatkan 17 sandera. Sayangnya ada dua korban tewas yaitu Tori Johnosn dan Katrina Dawson, seorang barista wanita dari kafe seberang yang kebetulan sedang berada di kafe tersebut.

Meninggalnya Tori ini membuat kedua orang tuanya amat berduka karena kehilangan putra mereka yang baik. Namun meski begitu kedua orang tua Tori yang bernama Ken dan Rosemary, mengaku telah merelakan kepergianya putra mereka dan merasa bangga karena memiliki putra yang berani berkorban demi orang lain.


Aitzaz Hasan
Remaja 15 tahun sergap pelaku bom bunuh diri di sekolah Pakistan


Remaja dalam foto di atas merupakan Aitzaz Hasan, seorang pelajar kelas kelas tiga SMP Ibrahimzai yang baru berusia 15 tahun. Namun jangan terkecoh dengan penampilanya yang kurang meyakinkan karena remaja asal Distrik Hangu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, ini merupakan seorang pemberani yang rela berkorban nyawa demi melindungi orang disekitarnya.

Hasan merupakan seorang pahlawan heroik di Pakistan karena telah menggagalkan sebuah upaya bom bunuh diri di sekolahnya meski harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Kisah Hasan ini dimulai ketika 6 Januari 2014 yang lalu ia dan sepupunya, Musadiq Ali Bangas yang tengah berjalan menuju sekolahnya bertemu dengan seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan yang kemudian menayakan letak sebuah sekolah yang kebetulan merupakan sekolah keduanya.

Sahabat viralsbook.com, karena mereka satu tujuan dan satu jalan akhirnya ketiganya memutuskan untuk berjalan bersama-sama. Saat berjalan inilah Hasan merasa gelagat pemuda itu semakin aneh, sang sepupu lalu membisikkan bahwa di dada pemuda itu ada rompi yang aneh, kemungkinan bom.

Padahal saat itu sekolah mereka sedang menggelar upacara bendera, sehingga nyaris 2.000 pelajar berada di halaman. Karena kecurigaanya semakin besar akhirnya Hasan memberanikan diri mengejar pemuda itu. Menyadari tujuanya sudah di ketahui, pelaku bom bunuh diri itu mempercepat langkahnya namun berhasil dihentikan oleh Hasan tepat di gerbang sekolahnya.

Sayangnya karena panik pelaku bom tersebut akhirnya meledakkan dirinya bersama dengan Hasan. Akibat luka yang sangat parah, Hasan tak bisa diselamatkan dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Aksi heriok Hasan ini sendiri kemudian dianugrahi Gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Pakistan dan juga gelar Mujahid Sejati oleh Jamiat Ulama Pakistan.

Kisah Hasan ini kemudian diliput oleh media masa Pakistan dan telah menginspirasi banyak warga di sana tentang arti Jihad yang sesunguhnya.


Alexandra Klimenko
Tewas karena melindungi anaknya dari serangan rudal


Pada bulan Februari, 2015 yang lalu seorang wanita asal Ukraina, bernama Alexandra Klimenko, berangkat dari rumahnya di Kramatorsk, Ukraina, untuk menjemput salah satu anaknya yang masih berusia tiga tahun dari rumah penitipan anak.

Namun naas saat ia hampir sampai ketempat penitipan anak tersebut, sebuah rudal dari milisi pro Rusia menghatam jalanan dan menghancurkan wilayah sekitar tempat tersebut. Saat warga membersihkan puing-puing reruntuhan yang ada wanita berusia 33 tahun itu ditemukan tengah mendekap anaknya dalam keadaan tewas sementara anaknya masih bisa diselamatkan walau
mengalami cedera serius.

Menurut penuturan seorang saksi, saat itu sebenarnya Alexandra sedang terburu-buru dan ingin segera pulang setelah menjemput anaknya karena putra Alexandra yang berusia 5 tahun tengah sakit dirumah.

Namun saat ia tinggal 2 langkah lagi dari tempat penitipan anak tersebut, terlihat ada rudal yang mendekat, saat itu pula Alexandra langsung melompat ke arah anaknya untuk melindungi anaknya tersebut dari ledakan.

Pecahan roket dan puing-puing bangunan yang berterbangan diduga langsung menewaskan Alexandra, sementara anaknya mengalami luka serius di tangan, hingga harus diamputasi. Kematian ini menjadi kabar duka yang begitu mendalam bagi Alexander suami dari Alexandra yang bekerja di Moskow.

Sahabat viralsbook.com, pria ini tak bisa menahan air matanya selama pemakaman sang istri . Alexander menuturkan bahwa ia sebenarnya ingin membawa putranya untuk melihat jenazah ibunya untuk terakhir kalinya, tapi ia tak sanggup mengingat putranya itu terus menyakan keberadaan sang ibu.

Kisah ini membuktikan bahwa kasih sayang seorang ibu pada anaknya memang luar biasa.


Wu Ningxi
Bocah tiga tahun selamat setelah dilindungi kedua orang tuanya dari reruntuhan


Wu Ningxi bisa dibilang merupakan anak paling beruntung sekaligus sial didunia ini. Gadis ini begitu beruntung karena memiliki kedua orang tua yang begitu menyayanginya namun sialnya kedua orang tua tersebut justru harus meninggal akibat peristiwa runtuhnya sebuah gedung di Cina, Oktober 2016 yang lalu.

Sebagaimana dilansir dari laman Daily Mail, Keluarga tersebut ditemukan setelah terjebak selama 12 jam di antara puing-puing dari bangunan enam lantai yang hancur. Kedua orang tua Wu Ningxi ditemukan dalam posisi melindungi putri mereka berusia tiga tahun dari reruntuhan gedung tempat ketiganya tinggal.

Beruntung, anak mereka, Wu Ningxi, yang berusia 3 tahun selamat dan hanya mengalami luka ringan. Ketika ditemukan tim penyelamat, Ningxi berada dalam dekapan sang ayah yang menggunakan tubuhnya untuk melindungi putri tercintanya tersebut dari puing semen yang tebal.

Ketiga korban kemudian dibawa ke rumah sakit tapi ayah dan ibu Ningxi dilaporkan meninggal setelah tiba di rumah sakit. Penyebab dari runtuhnya gedung yang telah menewaskan sebanyak 22 orang ini sendiri hingga kini tak jelas.

Namun ada dugaan konstruksi bangunan yang ada memang tak layak karena banyak dihuni oleh para pekerja migran yang tinggal di kota untuk bekerja.

Bangunan yang ada di kawasan Lucheng tersebut roboh pada pukul 04.00. 09 Oktober 2016 dan menimbung banyak keluarga, salah satunya keluarga Wu Ningxi yang akhirnya harus kehilangan kedua orang tua yang begitu sayang padanya hingga rela berkorban nyawa.


Hilman
Bocah 12 tahun yang tewas usai menolong adiknya yang tertimbun longsor Jagakarsa


Bocah bernama Hilman dan Rani ini adalah kakak beradik dari keluarga Budi (44), dan istrinya Eni (34), yang tinggal di rumah kontrakan, Jalan Pemuda I, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Saat longsor terjadi, Budi dan keluarganya sedang berada di dalam rumah kontrakan. Adapun wilayah tersebut sedang diguyur hujan deras disertai petir. Sekitar pukul 15.30 WIB, tiba-tiba terjadi longsor dan rumah kontrakan budi tertimpa karena posisinya berada di bawah titik longsor.

Dinding batu penahan tanah roboh dan menimpa rumah yang dihuni Budi beserta keluarganya. Sebagian atap dan dinding kontrakan Budi roboh.

Hilman sempat menyelamatkan diri. Namun, dia melihat adiknya, Rani, terperangkap di dekat reruntuhan. Saat itu, Hilman berusaha menolong Rani. Rani akhirnya selamat, namun Hilman tertimpa reruntuhan batu dan kayu.

Kisah hilman ini sontak mendadak viral, kisah ini sungguh menyentuh banyak orang karena ia rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan adiknya, Rani yang masih berusia 4 tahun.

Sahabat viralsbook.com, itulah beberapa kisah orang-orang berhati mulia yang rela mengorbankan nyawanya tak hanya untuk orang yang mereka kenal saja, tapi juga bahkan bagi orang yang baru di temui. Kisah diatas membuktikan kalau manusia sebenarnya memang dilahirkan dengan sifat yang mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Hanya saja kadang ambisi yang berlebihan telah membuat sebagian manusia kehilangan hati  nuraninya dan saling berperang antar sesama manusia lain, seperti yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Patutnya kita belajar dari kisah di atas agar dapat mengasihi sesama seperti kita menyayangi diri kita sendiri.
Baca Juga