Rabu, 10 April 2019

5 Fakta Kebrutalan Kelompok Pemberontak ISIS Kepada Setiap Tawanan Perangnya

ISIS merupakan organisasi teror yang dikenal karena kerap menyiarkan tindak kekerasan yang mereka lakukan terhadap musuh-musuhnya.


VIRALSBOOK.COM - Di tahun 2004, awalnya ISIS hanyalah kelompok cabang dari Al Qaeda yang pertama kali muncul di Irak. Sebagai Islamic State of Iraq (ISI), kelompok ini terbentuk karena terlibat dalam konflik sipil yang dimulai ketika Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak di tahun 2003. Sasaran serangan kelompok ini adalah pos militer AS dan pemimpin suku yang bersekutu dengan Negeri "Paman Sam".

6 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2010, Abu Bakar al-Baghdadi dinobatkan menjadi Pemimpin ISI dan menetapkan Mosul, kota kedua di Irak menjadi basis mereka. Dua tahun berselang, al-Baghdadi melebarkan sayap ISI ke Suriah dengan memanfaatkan konflik perang saudara yang terjadi di wilayah itu. Dari sinilah ISI berubah dan terbentuk menjadi Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Pada tanggal 29 Juni 2014, ISIS segera memantapkan posisinya di Irak dan Suriah dengan mendeklarasikan berdirinya "kekhalifahan" ISIS yang mencakup Irak dan Suriah dibawah komando Abu Bakar al-Baghdadi.

Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR), koalisi pasukan yang memerangi ISIS, memprediksi ada sekitar 7,7 juta orang yang hidup dalam kekuasaan kelompok tersebut. Mereka menguasai wilayah seluas sekitar 90.800 kilometer persegi, hampir seluas Portugal. King's College London, Pusat Studi Internasional Radikalisasi dan Kekerasan Politik (ICSR) juga menyatakan, di tahun 2014 pemasukan ISIS sebesar US$ 1,9 miliar atau setara Rp 26,8 triliun. Selain itu menurut ICSR, terdapat 41.490 warga asing bergabung dengan ISIS karena iming-iming sistem pemerintahan khilafah.

Sahabat viralsbook, berikut fakta kebrutalan kelompok ISIS saat masih berkuasa, yang memberlakukan para tawanan perangnya dengan tidak manusiawi.

1. Diperkosa dan disuruh makan anak sendiri


Di kawasan Irak bagian Utara yang dikuasai oleh Pemberontak ISIS terdapat etnis Yazidi. Dimana etnis ini dianggap oleh pemberontak ISIS sebagai kafir karena kepercayaan mereka. Sebab etnis Yazidi mempunyai keyakinan campuran dari Zoroaster, Islam dan Kristen. Akibatnya, perlakuan buruk diberikan kepada mereka sebagai tawanan Pemberontak ISIS.

Saat jadi tawanan ISIS, etnis ini dikumpulkan dalam satu sel. Tidak hanya soal kekurangan makanan, tidak jarang mereka diperkosa dihadapan para teman - temannya. Tujuannya satu, yakni agar takut secara psikis dan selalu tunduk pada Pemberontak ISIS.

Pemerkosaan ini keji dan mengerikan karena korban diperkosa secara bergiliran. Selain itu kelaparan juga seringkali melanda mereka. Hingga suatu hari seorang tahanan bernama Vian Dakhill yang kelaparan diberi nasi dan daging. Betapa terkejutnya ia setelah selesai makan, Pemberontak ISIS memberitahukan bahwa ia baru saja memakan daging anaknya sendiri.

Selain ditahan, mereka diambil secara acak untuk diperjualbelikan kepada sesama Pemberontak ISIS. Saat ditangan Pemberontak itulah mereka diperkosa setiap hari, kemudian dijual lagi ke Pemberontak ISIS lainnya jika tidak dibutuhkan lagi. Bagi yang melarikan diri tidak jarang akan disiksa.

Seperti yang dialami oleh Lamiya Haji, dia adalah satu diantara 3000 gadis Yazidi yang ditahan Pemberontak ISIS. Pelarian pertamanya gagal sehingga ia disiksa oleh Pemberontak ISIS. Namun di pelarian kedua dia berhasil kabur meskipun harus melewati ladang ranjau yang ditanam oleh Pemberontak ISIS, yang mengakibatkan mata kanannya buta dan wajahnya rusak.

2. Memenggal Kepala Tawanan Perang

Saat pihak Rusia ikut membombardir wilayah yang dikuasai oleh ISIS, Rusia menjadi musuh ISIS yang harus diteror. Mereka melakukannya dengan cara membalas setiap serangan Rusia melalui eksekusi tawanan asal Rusia yang mereka tangkap. Salah satunya adalah agen mata - mata Rusia yang bertugas mencari informasi soal Pemberontak ISIS yang di eksekusi dengan cara digorok lehernya.

Baca Juga

Terlunta-lunta di Negeri Orang, 5 Kisah Penyesalan Mantan Anggota Kelompok ISIS

    Propaganda ISIS berhasil membujuk ribuan orang dari seluruh penjuru dunia untuk meninggalkan kehidupan mereka dan bergabung dengan kelompok teroris ini di Suriah –termasuk di antaranya dari...
Selengkapnya
Sebelum mengeksekusi tawanan secara sadis, para Pemberontak ISIS sering mengabadikan video proses eksekusi yang biasanya berisi pesan teror kepada Rusia apabila menyerang Pemberontak ISIS. Mereka berpidato menggunakan Bahasa Rusia sebelum mengeksekusi dan berpesan inilah akibatnya jika Rusia menyerang kelompok pemberontak. Tawanan sering terlihat santai sebab ternyata sebelumnya telah dilakukan latihan ratusan kali namun hanya eksekusi "bohongan". Sehingga tahanan mengira gorok leher hanya propaganda semata. Namun, kenyataannya diakhir eksekusi itu benar-benar dilakukan.

Sang eksekutor pemenggalan kepala yang paling terkenal di kelompok teror Pemberontak ISIS adalah The Beatles. Mereka dijuluki seperti itu karena aksen bahasanya adalah khas dari negeri Inggris. David John, adalah salah satu tawanan yang pernah dieksekusi. Namum sebelum dipenggal David Jhon yang satu sel dengan Federico Motka diperintahkan untuk saling bertarung layaknya pertandingan smakdown. Karena mereka sadar bila tidak melaksanakan perintah The Beatles akan dianiaya, maka mereka pun saling serang.

Diakhir, terdengar kabar bahwa sang algojo ISIS ini tewas saat pasukan gabungan mengebom gedung yang dia tempati hingga rata dengan tanah.

3. Meledakkan Kepala Tawanan dengan bom

Di tahun 2018 militer Suriah menyerang Yarmouk Camp yang terletak di Damaskus. Wilayah itu dikuasai oleh Pemberontak ISIS. Beberapa saat setelah serangan itu dilancarkan, muncul video eksekusi tawanan tentara Suriah, bernama Shadi Issa.

Shadi Issa dieksekusi kelompok ISIS dengan cara diikat kuat - kuat menggunakan tali. Kemudian helm di kepalanya diberi bom. Setelah itu tentara malang itu dilempar dari puncak dengan posisi kepala di bawah. Akibatnya saat membentur permukaan tanah bom itu meledak bersama tubuh tentara Suriah itu.

4. Membakar Hidup-Hidup Tawanan Perang

Dalam operasi menumpas Pemberontak ISIS, Yordania menjadi salah satu negara yang ikut. Saat itu pilot Yordania, pasca pengeboman wilayah Pemberontak ISIS pesawatnya ditembak jatuh. Setelah tertangkap, pihak Pemberontak ISIS meminta tebusan agar Yordania membebaskan rekan mereka yang ditahan di Yordania. Bila tidak, maka pilot Yordania bernama Muath al-Kasaesbeh akan dibakar hidup-hidup.

Namun pemerintah Yordania tidak bergeming. Akhirnya pilot ini dieksekusi dengan cara mengerikan. Yakni diletakkan di kandang besar. Kemudian tubuhnya dibakar setelah disiram bensin. Ketika korban sekarat kemudian kandang besar itu ditimbun menggunakan puing - puing bangunan yang diambil dari sebuah bolduser.

Raja Yordania berang dengan hal itu. Dia memiloti sendiri pesawatnya untuk mengebom wilayah Pemberontak ISIS. Setelah itu dia juga memerintahkan esekusi terhadap para tahanan ISIS yang ada di Yordania.

5. Menggunakan tawanan anak - anak sebagai eksekutor

Beredar sebuah video menunjukkan tawanan anak - anak tanpa penutup wajah menanyakan nama dan pangkat seorang tentara Suriah di Lokasi yang kemudian diketahui di Hir Palace, Provinsi Homs. Setelah itu terlihat anak tersebut memegangi jenggot tentara tawanan dan menggoroknya. Kesadisan ISIS telah melibatkan anak-anak, mereka dilatih penuh kekerasan dan ancaman fisik serta menjadikannya sebagai eksekutor.

Sementara itu di Deir ez Zour, Suriah, juga terjadi peristiwa miris saat tawanan anak - anak disuruh menembak tahanan perang lainnya. Usia mereka diperkirakan sekitar 10 tahun. Terlihat anak - anak itu gemetar saat memegang pistol yang digunakan untuk menembak kepala tahanan.

Selain itu Pemberontak ISIS juga menggunakan tawanan anak - anak sebagai bom bunuh diri. Sehingga tidak heran strategi yang digunakan tentara Suriah saat melawan Pemberontak ISIS dilakukan dengan cara mengepung posisi Pemberontak ISIS. Kemudian menyerang posisi di bagian belakang karena disana Pemberontak ISIS berada. Tidak dilakukan dari depan karena mereka menggunakan anak - anak yang diberi bom bunuh diri.

***

Sahabat viralsbook, Teror kelompok ISIS ini, akhirnya bisa ditumpas melalui pembentukan koalisi internasional bentukan AS yang beranggotakan 70 negara untuk menumpas ISIS. Operasi itu dimulai pada akhir 2014, saat AS dipimpin oleh Presiden Barack Obama.


Selama kurun waktu 4,5 tahun operasi, koalisi internasional itu telah melancarkan setidaknya 34 ribu serangan udara di Irak dan Suriah. Setelah sekitar 4.400 prajurit terbunuh, koalisi mengubah strategi dengan mulai melatih dan mengorganisasi kekuatan lokal. Strategi itu berbuah manis terutama di Irak ketika pasukan lokal mulai memperoleh kemenangan kota demi kota. Puncaknya adalah ketika mereka merebut Mosul pada tahun 2017.

Pengganti Obama, Donald Trump meneruskan kebijakan untuk menumpas ISIS. Sepanjang 2018 dan awal 2019, ISIS terus menerus mengalami kekalahan. Wilayah mereka yang tersisa tinggal 50 kilometer persegi, pendapatan mereka pun merosot dratis hingga sekitar US$ 870 juta atau sekitar Rp 12,2 triliun, pada 2016.

Pada awal 2018, pasukan ISIS hanya tersisa ratusan orang yang menguasai Desa Baghouz. Dalam satu serangan, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pun menguasai desa terakhir ISIS yang berada di tepi Sungai Eufrat itu. Juru bicara SDF Mustafa Bali mengumumkan tamatnya ISIS pada Sabtu, 23 Maret 2019. (vb)


referensi: katadata.co.id / wartakota.tribunnews.com / solopos.com / tribunnews.com / bbc.com / damailahindonesiaku.com / rakyatku.com
Baca Juga